Cara Memilih Obat Flu yang Tepat Supaya Cepat Sembuh


Tidak semua obat flu sama

Penyakit flu adalah penyakit yang sering diderita oleh masyarakat di Indonesia, penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik anak maupun orang dewasa. Kebanyakan orang yang terkena flu mengobati penyakitnya sendiri dengan istirahat atau membeli obat sendiri.

Obat flu memang dijual bebas di apotik, toko obat, bahkan warung kelontong. Obat flu memang tidak memerlukan resep dokter untuk mendapatkannya.

Hampir sebagian besar masyarakat memilih obat flu berdasarkan merk, atau rekomendasi dari keluarga teman, bisa juga dari iklan. Itu wajar saja, karena sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang mendapatkan informasi mengenai obat-obatan.

Masyarakat menganggap bahwa obat flu sama saja, padahal ada perbedaannya. Untuk itu masyarakat harus tau bagaimana memilih obat flu yang tepat, sesuai dengan kebutuhan. Sehingga walaupun pengobatan dilakukan sendiri, tetap rasional dan tidak berlebihan.

Apa itu penyakit flu ?

Penyakit flu merupakan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas yang disebabkan oleh virus. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak dengan sekret mukosa hidung orang yang terkena flu. Bisa dengan memegang tangan, smartphone, gagan pintu atau gagang telepon yang terkena sekret.

Pada umumnya flu dapat sembuh dengan sendirinya dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh melalui istirahat yang cukup, asupan gizi dan banyak minum air. Tetapi gejala yang ditimbulkan seringkali mengganggu aktivitas, sehingga ada sebagian orang yang mengkonsumsi obat flu.

Untuk meringankan gejala flu dapat membeli obat bebas yang mengandung satu atau lebih zat yang berkhasiat dekongestan, antihistamin, antipiretik, analgesik, antitusif atau ekspektoran.

Pengobatan flu tidak memerlukan antibiotik. Penyebab flu adalah virus, jadi cukup dengan meningkatkan daya tahan tubuh.

Apa saja gejala flu ?

Orang yang terkena flu akan mengalami sakit tenggorokan yang diikuti oleh hidung tersumbat, berair, bersin dan batuk, menggigil, sakit kepala, lemas, nyeri otot, dan demam ringan.

Gangguan pada hidung terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 dan batuk (tidak selalu) muncul pada hari ke-4 atau ke-5

Terapi non obat

Penyakit flu dapat sembuh sendiri tanpa menggunakan obat, tentu saja dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan cukup istirahat. Namun gejalanya cukup mengganggu, untuk mengatasinya bisa lakukan hal berikut ini.
  • Banyak minum air putih, teh, atau sari buah. Asupan cairan dapat mengurangi rasa kering di tenggorokan, mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam.
  • Istirahat yang cukup.
  • Makan makanan bergizi yaitu makanan dengan kalori dan protein tinggi yang akan menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin.
  • Mandi dengan air hangat dan berkumur dengan air garam.

Terapi Obat

Apabila penyakit flu tidak membaik setelah pemberian terapi non obat, maka disarankan melakukan terapi obat. Obat flu yang dapat diperoleh bebas bisa merupakan sediaan analgetik/antipiretik tunggal atau kombinasi dengan beberapa zat aktif lain, yang termasuk golongan antitusif, ekspektoran, dekongestan, dan antihistamin. Berikut akan dijelaskan kegunaan masing-masing golongan.

1. Analgesik atau antipiretik

Antipiretik berfungsi untuk menurunkan demam dan juga mempunyai efek pereda nyeri (analgesik). Antipiretik/analgesik yang biasa digunakan dalam pengobatan flu antara lain parasetamol, ibuprofen, dan asetosal.

Obat flu biasanya sudah mengandung antipiretik/analgesik sehingga tidak perlu mengkonsumsi obat antipiretik/analgesik tunggal bersamaan dengan obat flu yang telah mengandung antipiretik/analgesik.

Misalnya mengkonsumsi tablet parasetamol bersamaan dengan mengkonsumsi obat lain yang mengandung ibuprofen atau asetosal. Oleh karena itu, perhatikan komposisi zat berkhasiat yang terkandung dalam kedua obat tersebut.

2. Dekongestan

Dekongestan adalah obat untuk mengurangi hidung tersumbat. Dekongestan bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah di area hidung sehingga melegakan hidung tersumbat karena pembengkakan mukosa.

Obat-obat dekongestan antara lain fenil propanol amin (PPA), fenilefrin , pseudoefedrin, dan efedrin.

Hati-hati penggunaan dekongestan pada penderita hipertensi, hipertiroid, penyakit jantung koroner, penyakit iskemia jantung, glaukoma, pembesaran kelenjar prostat, diabetes.

Penggunaan pada kondisi tersebut hanya dilakukan atas saran dokter. Sebelum menggunakan obat ini disarankan untuk membaca aturan pemakaian pada kemasan obat terlebih dahulu.

3. Antihistamin

Antihistamin merupakan adalah yang digunakan untuk mengobati batuk atau pilek akibat alergi. Obat ini efektif untuk pilek yang disebabkan oleh alergi, namun hanya memiliki sedikit manfaat untuk mengatasi hidung tersumbat. Oleh karena itu, pada beberapa produk antihistamin dikombinasikan dengan dekongestan.

Beberapa antihistamin antara lain klorfeniramin maleat/klorfenon (CTM), prometazin, tripolidin, dan difenhidramin. Obat flu yang mengandung antihistamin menyebabkan mengantuk, oleh karena itu, setelah menggunakan minum obat ini jangan menjalankan mesin atau mengendarai kendaraan bermotor.

4. Antitusif

Antitusif adalah obat batuk yang bekerja dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk. Zat berkhasiat yang termasuk ke dalam antitusif diantaranya adalah dekstrometorfan HBr, noskapin, dan difenhidramin HCl.

5. Ekspektoran

Ekspektoran adalah obat untuk mengatasi batuk dengan meningkatkan sekresi cairan saluran napas, sehingga mengencerkan dan mempermudah pengeluaran dahak. Cara menggunakan obat yang tepat adalah di samping menggunakan ekspektoran, minum air dalam jumlah banyak untuk membantu mengencerkan dahak. Obat ekspektoran diantaranya gliseril guaiakolat, amonium klorida, bromheksin, succus liquiritiae.

Segera konsultasi ke dokter jika:
  • Demam masih timbul selama lebih dari 3 hari setelah pengobatan.
  • Sakit di tenggorokan bertambah parah selama lebih dari 2 hari pengobatan dan diikuti dengan gejala lain seperti demam, sakit kepala, mual dan muntah.
  • Batuk tidak membaik setelah 7-14 hari minum obat.
  • Nyeri otot tidak hilang atau bertambah parah selama 10 hari pengobatan pada orang dewasa atau 5 hari pada anak-anak.

Apa kesimpulannya ?

  • Penyakit flu dapat sembuh dengan sendirinya.
  • Gejala flu dapat dikurangi dengan terapi non obat seperti minum air putih yang banyak atau istirahat dengan cukup. 
  • Namun, apabila setelah dilakukan terapi non obat, gejala flu tersebut tidak kunjung sembuh dan semakin berat, maka disarankan untuk menggunakan terapi obat.
  • Obat flu pada umumnya mengandung zat aktif golongan antipiretik/analgesik, antitusif, ekspektoran, dekongestan, dan antihistamin.
  • Sebagian produk ada yang mengandung semua zat aktif tersebut atau hanya kombinasi sebagian zat aktif. Sebaiknya jika hendak mengkonsumsi obat flu, perhatikan terlebih dahulu komposisi zat aktif yang terkandung didalamnya dan pastikan bahwa zat aktif yang terkandung sesuai dengan gejala yang dirasakan.
  • Perlu diingat bahwa obat flu hanya meredakan gejala yang timbul dan bukan mengobati.
  • Agar tidak mudah terkena flu disarankan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan sehat, berolahraga dan istirahat yang cukup. 

Sumber:
Badan POM RI

Posting Komentar untuk "Cara Memilih Obat Flu yang Tepat Supaya Cepat Sembuh"