Quote Sujiwo Tejo tentang Tuhan, Talijiwo dan Rahvayana
Sujiwo Tejo memiliki nama asli Agus Hadi Sudjiwo lahir di Jember, Jawa Timur pada 31 Agustus 1962 adalah seorang budayawan Indonesia yang sangat terkenal. Beliau pernah kuliah di ITB namun tidak sampai selesai karena lebih memilih kesenian sebagai jalan hidupnya.
Sudah sempat jadi wartawan di harian Kompas sampai 8 tahun lantas beralih arah jadi seseorang penulis, pelukis, pemusik serta dalang wayang. Diluar itu ia sempat juga jadi sutradara serta bermain dalam beberapa film seperti Janji Joni serta Detik Paling akhir. Diluar itu dia juga tampil dalam drama teatrikal KabaretJo yang bermakna " Ketawa Bareng Tejo ".
Dalam pementasan wayang sebagai dalang, dia suka melanggar beberapa pakem seperti Rahwana dibuatnya jadi baik, Pandawa dibikinnya tidak selamanya benar dan lain-lain. Ia sering hindari alur hitam putih dalam pagelarannya. Namun justru pendapat serta pemikiran yang berbeda dari orang pada umumnya yang membuat ia semakin dikenal oleh masyarakat.
Beberapa pemikiran atau ide yang bisa dikatakan "out of the box" dapat ditemukan dalam kata bijak, kata mutiara, quote, kata motivasi seperti berikut ini.
Quote Sujiwo Tejo Talijiwo
1. "Kenapa aku suka senja? Karena negeri ini kebanyakan pagi, kekurangan senja, kebanyakan gairah, kurang perenungan." - Sujiwo Tejo2. "Segunung apa pun diamku merenung, tak mungkin aku sampai pada pemahaman mengapa aku mencintaimu, Kekasih." - Sujiwo Tejo
3. "Jika Tuhan melaknat cinta terlarang, lalu mengapa Tuhan menciptakan cinta di sukma rahwana kepada dewi shinta?" - Sujiwo Tejo
4. "Memberi itu baik. Tapi kalau atas dasar kasihan, berarti merasa lebih beruntung, merasa lebih baik. Itu sombong juga." - Sujiwo Tejo
5. "Usai usiamu kasihku telah usai, telah usai perang, telah usai senang, usai semesta rasa, semesta duka lara." - Sujiwo Tejo
6. "Hanya ada dua hari dalam hidupku, Kekasih... hariku tanpamu dan hariku bersamamu." - Sujiwo Tejo
7. "Hidup hanyalah mengolah keluhan menjadi senandung, Kekasih.." - Sujiwo Tejo
8. "Cinta bukanlah seluruh kata-kata yang pernah ada, sebab rasaku padamu tak tentang kata." - Sujiwo Tejo
9. "Kadang dangkal kadang janggal, jengkal-jengkal jelajah kaki kaki kami kakikan, dekat degub, detak denyut, debar desir...di nadiku." - Sujiwo Tejo
10. "Dulu guru-guru sejarah ndak kalian reken. Yang kalian puja puji cuma guru-guru IPA. Sekarang semua tiba-tiba ingin mencintai sejarah." - Sujiwo Tejo
11. "Tapi yang merevisi adalah pacar gelapmu sekarang." - Sujiwo Tejo
12. "Maka siluetkan tubuhmu berlatar senja, karena tak sanggup kulihat air matamu, Kekasih." - Sujiwo Tejo
13. "Kekasih, kupanggili kamu di padang savana senja itu, kuteriakkan, agar namamu lebih luas dari kesepianku." - Sujiwo Tejo
14. "Senja ini kubingkis tanpa bungkus, Kekasih. sebab langit lebih tulus dari kertas kado manapun." - Sujiwo Tejo
15. "Walau masih melekan, aku bukan pendoa, Kekasih. Aku hanya pekerja malam yang khusyuk menggali lubuk di hatimu." - Sujiwo Tejo
16. "Mengenalmu adalah kebangkitan dalam hidupku, walau mengenangmu membuatku selalu bersedih." - Sujiwo Tejo
17. "Tak ada lagi airmata yang dapat kau timba, Kekasih...karena sungguh rinduku padamu kini telah menyumur tanpa dasar." - Sujiwo Tejo
18. "Manusia punya bayangan, tapi Tuhan punya kenyataan, Kekasih ... Oooooh." - Sujiwo Tejo
19. "Siapa ini kirim kartu Lebaran, Kekasih, tanpa nama dan tanda tangan, hanya tercium bekas airmatamu..." - Sujiwo Tejo
20. "Met bangun, Kekasih. Langit menanam ufuk di ubun-ubunku, tumbuh pagi dan wangi kopi." - Sujiwo Tejo
21. "Di luar itu bukan embun, Kekasih. Itu tawaku. Pada tawakulah terkandung tangisku yang paling bening." - Sujiwo Tejo
22. "Dan engkau seperti takdir, Kekasih, setiap jalan untuk menghindarimu adalah jalan menujumu." - Sujiwo Tejo
23. "Ada gunung kembang. Aneka kembang. Seluruhnya gugur menimbunku. Aku menamainya kebahagiaan." - Sujiwo Tejo
24. "Di antara kita ada pohon yang berakar padaku tumbuh padamu, Kekasih, lalu para penyembah kata-kata menamainya cinta." - Sujiwo Tejo
25. "Sepi itu pesta jutaan kata, petasan dan kembang api dari cinta yang tak bersambut, Kekasih.." - Sujiwo Tejo
26. "Pernah bahagia. Itu saja sudah cukup, Kekasih. Tapi aku masih ingin pernah bahagia lagi. Dapatkah?" - Sujiwo Tejo
27. "Jangan terkecoh, Kekasih, gerimis sesungguhnya membakar bila apinya tak disembunyikan oleh rasa kangenku." - Sujiwo Tejo
28. "Aku suka ilalang. Helainya panjang berselang seling. Sama lebat dengan rambutmu saat kuintip mandi di telaga sunyi, Kekasih." - Sujiwo Tejo
29. "Cinta punya seribu pintu keluar, Kekasih, dan aku memilih untuk semakin masuk ." - Sujiwo Tejo
Quote Sujiwo Tejo Tentang Tuhan
1. "Katanya negaramu berdasarkan Pancasila. Sila pertama Ketuhanan. Kenapa gak setiap “persoalan” dilihat dari konteks Ketuhanan?" - Sujiwo Tejo2. "Rahasia Tuhan itu asyik Cuuk.. itulah juga kenapa aku tak anjurin kalian mengolok-olok koruptor yang dipenjara. Siapa tahu itu cara Tuhan untuk menyingkirkan yang bersangkutan dari hiruk-pikuk organisasi dll, dan Tuhan ingin tiap detik jagongan berdua ma koruptor itu di penjara." - Sujiwo Tejo
3. "Aku ndak patheken. Hidupku gak bergantung ke kubu mereka atau kubu siapa pun. Kalau suatu hari aku dapat job mereka, itu tetap job dari Tuhan “cm” lewat mereka. Aku akan makasih ke mereka atas job itu.. tapi akting. Makasihku yang sejati cuma ke Tuhan karena “Segala Puji Cuma Bagi Tuhan." - Sujiwo Tejo
4. "Doa dan dapet Job gak ada hubungannya Cuuuk.. manusia aja yang GeEr sering menghubung-hubungkan Sebab dan Akibat. Amal/doa/sebab itu bagus.. tapi bergantung/mengandalkan amal/doa/sebab itu yang bahaya. Bergantung cuma ke Tuhan Cuk. Terserah Dia merangkai Sebab-Akibat yang kayak apa ke kita." - Sujiwo Tejo
5. "Apakah menjadi Kafir/Atheis itu pilihan, wong dua-duanya sama-sama percaya Tuhan. Tuhan kan tak bisa disamakan/andaikan dengan apa pun. Yang uda persis pengandaian, itu uda bukan Tuhan. Artinya Tuhan adalah KETIDAKTAHUAN kita. Adakah makhluk yang tak punya ketidaktahuan?" - Sujiwo Tejo
6. "Kamu masih meniscayakan hubungan SEBAB dan AKIBAT. Karena Tuhan sering menggandengkan keduanya, maka manusia yakin bahwa dalam keadaan ombak begitu kamu akan tenggelam bila tak melakukan ini-itu. Gemana kalo saat itu Tuhan tak menggandeng Sebab dengan Akibat?" - Sujiwo Tejo
7. "Mari berhenti bersandar ke apa pun kecuali ke Tuhan. Termasuk berhenti bersandar ke Jokowi/Prabowo/dll. Jika aku memilih 1 di antara mereka, itu cuma karena aku yakin bahwa beliau akan paling menjalankan hukum Tuhan yang berlaku universal. Maka hidupku akan WOLES, bebas dari segala PHP." - Sujiwo Tejo
8. "Seniman ma sufi sama. Dua-duanya mabuk Tuhan. Tapi sufi mabuknya buat diri sendiri. Seniman mabuknya ditampilkan." - Sujiwo Tejo
9. "Aku kadang iri ama orang-orang yang hanya bisa berbahasa kata, yang tidak bisa bahasa musik, bahasa lukisan, bahasa tari, bahasa seni peran.. dll. Orang-orang seperti kok bisa ya “menjelaskan” agama dan ketuhanan hanya dengan kata-kata .. seolah-olah bahasa kata-kata sudah bisa mencakup Tuhan.. Aku kagum." - Sujiwo Tejo
Quote Sujiwo Tejo Rahvayana
1. "Kalau cinta Rahvana tak tulus ke Sinta, tak ada alasan bagiku untuk nerbitin novel-bermusik dwilogi." - Sujiwo Tejo2. "Cantik itu menarik tanpa paksaan, seperti agama yang wajar." - Sujiwo Tejo
3. "Pada akhirnya semua jalan menuju Tuhan. Ada yang melalui jalur filosofis, ada yang melalui jalur cinta. Ada yang reflektif, ada yang afektif. Ada yang religius, ada yang altruis." - Sujiwo Tejo
4. "Aku tahu tak selamanya cacat itu buruk. Cacat otot wajah, yaitu lesung pada pipimu, indah." - Sujiwo Tejo
5. "Aku ingin mencintaimu walau penuh cacat, Rahwana. Tak peduli cacat itu membawa keburukan atau malah menampilkan hal indah-indah." - Sujiwo Tejo
6. "Bahwa menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu dapat berencana menikah dengan siapa, tapi tak bisa kamu rencanakan cintamu untuk siapa? Bahwa yang membekas dari lilin bukan lelehnya, melainkan wajahmu sebelum gelap." - Sujiwo Tejo
7. "Segunung apapun aku merenung, takkan sampai aku pada pemahaman kenapa aku mencintaimu." - Sujiwo Tejo
8. "Tuhan, bila cintaku pada Sinta terlarang, mengapa Kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku." - Sujiwo Tejo
9. "Rama, sebetulnya kau mencintaiku atau mencintai dirimu sendiri sehingga kau begitu hirau dengan gosip rakyatmu bahwa aku sudah tak suci lagi setelah hidup bersama Rahwana?" - Sujiwo Tejo
Quote Sujiwo Tejo Dari Berbagai Tema
1. "Ayah yang perintis biasanya hidup dari bawah. Anaknya masih sempat mengalami hidup susah di masa kecilnya ketika ayah masih merintis. Saat anak itu menikah, hidupnya relatif sudah mapan berkat rintisan ayah. Nah, cucunya, dari lahir sudah enak terus. Itu kenapa pidato cucu kerap gak bernyawa." - Sujiwo Tejo2. "Belum tentu mereka otaknya sableng. Mereka hanya berbeda dengan kamu, dengan aku. Mungkin kamu yang sableng. Mungkin aku yang sableng. Kita ngga tahu yang sejati." - Sujiwo Tejo
3. "Mau rangkep berapa pun gelar akademisku, bahkan mau merangkap sufi sekali pun, kalau sudah kudukung seseorang pasti beliau jadi gajah di pelupuk mataku sedangkan musuh beliau jadi semut di seberang lautan. Maka pendapat-pendapatku akan menggelikan. Itulah kenapa aku enggan dukung-mendukung." - Sujiwo Tejo
4. "Aku memerlukan membungkuk bahkan cium tangan ke orang-orang tertentu. Kalau setiap saat kau diciumi tanganmu, kamu akan kangen juga mencium tangan orang." - Sujiwo Tejo
5. "Guru seperti ortu dan anak. Tak ada mantan guru, mantan ortu, mantan anak. Yang boleh ada cuma mantan suami, mantan istri, mantan presiden dll.." - Sujiwo Tejo
6. "Setiap saat aku sudah berusaha mengembara ke dalam diriku." - Sujiwo Tejo
7. "Sekarang ilmu padi sudah kurang work, Cuuuk. Pakailah ilmu kondom. Makin berisi makin tegak. Tegaknya bukan semata-mata untuk kebahagiaan ego sendiri, tapi kebahagiaan bersama." - Sujiwo Tejo
8. "Demokrasi itu siapa boleh apa, si anu boleh anu, asal sesuai dengan apa yang sudah dianu." - Sujiwo Tejo
9. "Dapurmu nggak ngebul, tapi IQ-mu akan ngebul. Dengan IQ ngebul, dapurmu akan ngebul juga pada akhirnya. Inilah simbiosis MUTUALINCUK." - Sujiwo Tejo
10. "Bila sedang khilaf, aku merasa ada orang yang lebih pandai dan lebih bodoh dibanding aku. Namun, bila sedang sadar, aku hanya merasa ada orang-orang yang berbeda dibanding aku." - Sujiwo Tejo
11. "Dosa terbesar koruptor adalah membuat kita merasa suci ... Sudah berapa lama aku belum berubah dari sikap ini." - Sujiwo Tejo
12. "Banyak kalimat yang sudah hancur karena tidak didukung lagi oleh fakta." - Sujiwo Tejo
13. "Ndak usah dongkol kalau ternyata ada narapidana yang tak terlihat di dalam Lapas. Jangan suudzon. Belum tentu mereka benar-benar tak ada di situ. Bisa jadi mereka cuma mengecoh pancaindra KPK dan kita. Ingat, bangsa Indonesia punya jati diri bisa tak tampak via “AJI PANGLIMUNAN" - Sujiwo Tejo
14. "Yang baru berpindah ndak usah “umuk” tentang kepindahannya. Orang begitu biasanya cepat/lambat akan balik lagi ke awalnya. Misalnya, baru berpindah dari kebiasaan merokok ke tidak merokok. Lalu ketemu siapa pun “umuk” dengan ayat-ayat tentang bahaya merokok. Orang gitu malah akan ngrokok lagi." - Sujiwo Tejo
15. "Waspadalah. “Hoax” yang digempar-gemparkan sejatinya tak sebahaya “Framing Media”. Sebab “Hoax” gampang dikenali. Yang amat susah dideteksi itu “Framing Media” baik cetak, audio maupun audiovisual. Hanya wartawan dan mantan wartawan yang mungkin peka “Framing Media” - Sujiwo Tejo
16. "Jangan menghina Cebong karena Dewi Retno Anjani bertapa menjadi Cebong hingga melahirkan kera sakti Hanuman. Tapi juga jangan menghina kampret karena pamannya Hanuman, Guwarsa, bertapa jadi kampret sebelum kelak menjadi Resi Subali." - Sujiwo Tejo
17. "Wayang itu fiksi. Tapi ide tentang wayang adalah non-fiksi. Sama halnya bangsa itu fiksi, konsep, tapi ide tentang bangsa adalah non-fiksi. Saudara kandung itu non-fiksi, tapi saudara sebangsa itu fiksi. Apakah non-fiksi lebih nyata dari fiksi? Blm tentu." - Sujiwo Tejo
18. "Tidak berbuat membuang sampah sembarangan. Mestinya itu ukuran moralnya. Bukan menghapal kitab "jangan membuang sampah sembarangan". Hafal boleh-boleh saja dan bagus, tapi moral cuma diukur dari perbuatan nyata. Zaman edan adalah zaman yang tolok ukurnya kebolak-balik." - Sujiwo Tejo
19. "Saksofon tuh instrumen paling romantis yang pernah ada. Violin instrumen yang paling intelek. Aku telah memilih romantisme ketimbang intelektualitas yang garing." - Sujiwo Tejo
20. "Menghormati ibu bukan tugas bukan kewajiban, tapi ya terjadi begitu saja bagi siapa pun yang perasaannya masih bekerja." - Sujiwo Tejo
Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Quote Sujiwo Tejo tentang Tuhan, Talijiwo dan Rahvayana"